Hingga 2024, Sebanyak 391.644 Guru Bakal Pensiun, Pemerintah Malah Sibuk Bikin Ibu Kota Baru, Pengamat: Bakal Terjadi Kebodohan Massal 

Hingga 2024, Sebanyak 391.644 Guru Bakal Pensiun, Pemerintah Malah Sibuk Bikin Ibu Kota Baru, Pengamat: Bakal Terjadi Kebodohan Massal 
Ilustrasi/net

RIAUSKY.COM - Pengamat Pendidikan Ubaid Matraji mengungkapkan, akan terjadi kebodohan massal dan kegagalan bonus demografi bila masalah kekurangan guru PNS dalam lima tahun ke depan tidak diselesaikan.

Bencana itu bisa saja terjadi lantaran pemerintah tidak fokus pada peningkatan mutu pendidikan dan lebih mementingkan pembangunan infrastruktur salah satunya dengan proyek ambisiusnya pembangunan ibu kota negara (IKN) baru.

“Yang kami lihat, tidak ada kebijakan pemerintah yang strategi untuk mengatur tata kelola tenaga pendidik di sekolah. Akibatnya apa yang hari ini tercermin. Guru yang ada mutunya rendah, masih banyak kekurangan guru, yang honorer dibiarkan menggantung tanpa status,” terang Ubaid seperti dikutip dari JPNN.com, Minggu (10/5).

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) itu menambahkan, kondisi tersebut berdampak pada kualitas pendidikan di Indonesia.

Jangan heran jika tingkat literasi siswa Indonesia rendah dan skor PISA (Programme for International Student Assessment) tiap rahun trennya merosot.

Dalam situasi pandemi seperti ini, pemerintah juga dinilai abai terhadap sektor pendidikan. Padahal sektor ini juga sangat terdampak dan korbannya banyak sekali.

“Carut marut masalah pendidikan karena tidak ada sinkronisasi antarkebijakan, juga integrasi antarkementerian terkait sektor pendidikan. Pendidikan belum menjadi sektor yang utama. Padahal kalau mau SDM unggul ya pendidikannya dong yang diutamakan,” kritiknya.

Ubaid menyentil sikap agresif pemerintah yang masih berambisi membangun IKN.

Harusnya pemerintah memahami, infrastruktur sehebat apapun tanpa disokong SDM unggul pasti tidak akan mampu berdiri kokoh, dan nilai gunanya juga rendah.

Kondisi ini diperparah dengan rendahnya sinkronisasi dan integrasi antara pusat serta daerah.

“Semua pihak harus sadar, sektor pendidikan ini kan urusan bersama pusat dan daerah. Sampai saat ini masih jalan sendiri-sendiri dan belum sinkron,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengatakan, Dirjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) Kemendikbud Iwan Syahril akan menghadapi masalah besar terkait kekurangan guru. Pasalnya, saat ini lebih dari 60% guru berstatus non-PNS

Bahkan Ramli memprediksikan kekurangan guru akan semakin besar dalam 5 tahun ke depan. Lantaran jumlah guru pensiun juga membesar.

Dia menyebutkan, tahun 2020, ada 72.976 guru pensiun. Lalu tahun 2021 ada 69.757. Selanjutnya tahun 2022 ada 86.650, tahun 2023 ada 83.841 dan tahun 2024 ada 78.420 guru PNS yang pensiun. (R02)

Sumber: Jpnn.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index